by: Manshur Musthofa
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Setiap manusia adalah unik maka tidak ada kondisi yang
sama antara guru yang satu dengan guru yang lainnya. Kondisi tersebut
diantaranya kemampuan umum, watak, bakat, dan kepribradian.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha
meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber
daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Karena pengaruh
perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Itulah sebabnya
ulasan mengenai perlunya supervisi
pendidikan itu bertolak dari keyakinan dasar bahwa guru adalah profesi.
Pada saat yang sama terdapat kesadaran diantara para
guru, administrator dan supervisor bahwa evaluasi kinerja dibidang apapun
adalah sulit. Subyek sensitive terhadap kesalahan kotor dan misjudgment. Tidak
ada aspek pengajaran dapat lebih mengancam untuk guru dari pada evaluasi
kinerja mereka. Tidak ada aspek administrasi yang lebih menyakitkan bagi
seorang administrator yang cermat yaitu mengevaluasi guru. Administrator yang
menegaskan bahwa mengevaluasi kinerja guru mudah, tidak mengancam dan rutinitas
serius meremehkan kompleksitas dan dampak dari penilaian guru. Administrator
dan bukti bukti sikap ini merupakan
salah satu yang telah lupa reaksinya
untuk evaluasi sebagai guru dan siapa yang tidak dikenakan sistematis,
evaluasi formal sebagai administrator.
Sementara guru perlu untuk mengembangkan sikap
menerima evaluasi sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan profesi. System
sekolah harus menemukan cara-cara untuk mengevaluasi guru yang layak, adil,
manusiawi, dan seobjektif mungkin.
- Rumusan Masalah
Agar makalah ini dapat fokus dan tidak melenceng dari
tema, maka perlu rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
- Bagaimana peran supervisor dalam membantu guru
mengevaluasi diri?
- Bagaimana Teknik supervisor dalam membantu guru
mengevaluasi diri?
BAB
II
PEMBAHASAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pembinaan
guru adalah hal yang tak terelakkan lagi, sebab guru adalah ‘dalang’ yang
menjadi titik tumpu keberhasilan dalam mengantarkan peserta didik menuju
kesuksesan dalam belajar. Perlu disadari bahwa guru merupakan sebuah profesi
dan oleh karenanya harus terus berkembang kearah yang lebih positif dan lebih
baik. Disinilah supervisi dianggap penting untuk dilakukan
Salah satu prinsip dalam
supervisi adalah memberi kesempatan kepada supervisor
dan guru-guru untuk mengadakan ‘’self
evaluation’. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk kesadaran dari para guru agar
mau meningkatkan kualitasnya dalam menjalankan profesi. Selain itu evaluasi
juga dianggap sebagai proses untuk menetukan kualitas dari sesuatu atau sebuah
pekerjaan
Dalam hal ini peran supervisor
sangat penting, mengingat tidak semua guru bersikap professional pada
profesinya. Namun demikian pelaksanaan supervisi harus tetap bijak dan
berpegang pada prinsip-prinsip supervisi.
Tulisan ini mencoba menampilkan
ulang konsep yang ditawarkan oleh Peter F oliva tentang peran supervisor dalam
membantu guru untuk melakukan evaluasi
pada dirinya. Dan agar dapat diambil nilai manfaat yang lebih berfungsi dicoba
untuk dielaborasi dengan konsep-konsep
dari buku lain sehhingga menghasilkan konklusi yang mudah diterapkan dalam
konteks kekinian dan keindonesiaan.
Ringkasan Konsep
Seorang guru sebagai ujung tombak pengajaran selalu
berhadapan dengan berbagai hal dimana dia tidak mungkin dapat menyelesaikan
masalah keseluruhannya tanpa mendapatkan bantuan dari pihak lain khususnya
kepala sekolah/supervisor. Guru selalu berhadapan dengan sesuatu yang selalu
berbeda dan berubah, seperti kondisi siswa, kurikulum, tuntutan orang
tua/masyarakat, kebutuhan hidupnya dan lain-lain. Dengan adanya pengawasan yang
dilakukan oleh pengawas/supervisor akan menambahkan semangat dan motivasi kerja
guru dengan cara memperbaiki segala jenis dan bentuk kekurangannya dalam proses
belajar mengajar.
Guru kadang-kadang harus merasa bahwa mereka adalah
yang paling professional ditempat kerja dan ditempat tinggal mereka dan harus
menghindari perilaku yang dianggap merugikan. Karena kinerja mereka selalu
diperhatikan dan dinilai oleh siswa, guru-guru lain, pimpinan serta masyarakat
umum. Untuk itu seorang guru harus mau dievaluasi kinerjanya agar
profesionalisme seorang guru dapat
terjaga untuk memperbaiki diri.
Evaluasi guru terdiri dari dua komponen. Pertama, evaluasi
sumatif yaitu penilaian tahunan yang dilakukan oleh pimpinan. Hal ini tidak
hanya untuk perbaikan mutu pembelajaran, tetapi juga pada layanan prima
(misalnya keputusan, masa jabatan, jenjang karir dan honorarium) kedua, evaluasi
formatif, yaitu penilaian yang dilakukan oleh supervisor secara
berkesinambungan untuk mengetahui administrasi mengamati kelas dan melakukan
komunikasi dengan guru yang bertujuan membantu mereka meningkatkan hasil
pembelajaran.
Selain itu seorang guru harus dapat mengevaluasi
dengan buku, dimana guru mengevaluasi diri mereka sendiri dengan sarana yang
disediakan supervisor sehingga dapat membantu pelaksanaan system sekolah.
- kompetensi yang dievaluasi
Dalam evaluasi guru harus membuat kriteria system
penilaian terlebih dahulu, kriteria penilaian terhadap kompetensi yang akan
dibuat terdiri dari (1) instrumen keterampilan mengajar, (2) kepribadian dan
(3) profesionalisme. Dengan menggunakan instrumen penilaian barulah dilakukan
penilaian sesuai langkah-langkah yang telah dibuat. Dalam membuat rincian penilaian seorang supervisor harus memasukkan
rencana pengajaran, bahan-bahan kelas dan prosedur yang tepat; begitu juga
evaluasi sikap-kepribaadian dan profesionalisme;walau terstandar secara
sederhana. Ketika administrator dan supervisor memulai proses identifikasi
kompetensi guru, prinsip, metode dan pengembangan, rencana evaluasi sejak awal
adalah cara terbaik untuk menjaga komitmen guru guna proses evaluasi
a.
Evaluasi Keterampilan Mengajar
Untuk mengevaluasi keterampilan mengajar seorang supervisor
dapat memasuki kelas guru tanpa pembicaraan dan tak terduga, duduk dibelakang
ruangan, mengamati kinerja guru, membuat catatan mengajar sementara, menulis
ringkasan dan menyerahkan kepada guru. Selain itu seorang pengawas dapat
memberikan pelatihan kepada guru sehingga dapat membantu guru mengevaluasi
kinerja mereka sendiri. Dalam menguji kompetensi guru supervisor dapat
mengikuti pendekatan yang terdiri dari tiga tahap:
1)
pemeriksaan kinerja guru secara umum
2)
pemerikasaan kinerja guru didalam dan di
luar kelas
3)
pemeriksaan performan guru itu sendiri
Dari ketiga pendapat ini dapat menghasilkan dua
analisis yaitu:
1) analis eksternal yaitu menilai pembelajaran secara umum diluar
kegiatan guru
2) analisis internal yaitu analis yang berfokus pada tindakan guru
sendiri.
Tujuan dari kedua analisis tersebut adalah memberikan
waktu bagi guru dan pengawas untuk membantu pola fikir positif terhadap
evaluasi diri sendiri,dan mengembangkan rasa percaya diri.
Dalam melakukan evaluasi dapat menggunakan beberapa
teknik; misalnya model yang diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran
adalah pola yang diterapkan oleh guru dalam mengajar untuk merancang bahan ajar bagi sinergi berbagai sumber
belajar dalam aspek ini akan menitik beratkan
pada peran guru dalam pembelajaran.
Selanjutnya dapat dengan melihat skenario
pembelajaran (protocol materials). Dalam
hal ini dapat diamati bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Yang ingin
dinilai adalah kepekaan guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemampuan dalam
memankfaatkan situasi dan kemampuan dalam mengontrol.
Alternatif lain adalah dengan memberikan petunjuk
pelaksanaan dalam mengajar. Dalam menerapkan teknik ini supervisor pada ahirnya
dapat mengevaluasi kinerja guru apakah sesuai dengan yang di targetkan apa
belum, baik dari segi pelaksanaannya ataupun hasil.
Selain itu dapat juga dengan pendekatan laboratorium.
Maksudnya adalah dengan menghadirkan sekelompok siswa kemudian guru yang akan
diberi supervise diminta untuk demonstrasi mengajar. Dalam kegiatan evaluasi
semacam ini apa yang tampak pada guru sebagai kekurangan dalam mengajar
diberitahukan dan agar selanjutnya diperbaiki.
Dalam evaluasi kemampuan mengajar guru dapat juga
dengan pendekatan observasi. Cara ini dilakukan dengan membuat instrumen
observasi yang berupa seperangkat kriteria untuk guru, siswa atau kedua-duanya.
b. Evaluasi Kepribadian Dan
Profesionalisme
Dalam evaluasi guru terkait dengan kepribadian dan
profesionalisme ternyata ada masalah tersendiri yang harus diselesaikan oleh
supervisor, yaitu standart mana yang harus digunakan. Kriteria dan indikator
sikap dan profesionalitas masih sangat terbatas. Belum lagi kalau ada perbedaan
antara guru dan supervisor. Oleh karenanya supervisor harus menentukan dan
membuat kesepakatan atau seolah-olah kesepakatan dengan guru; tentunya dengan
cara yang bijak dan efektif.
c. Penggunaan perangkat evaluasi
Perangkat- perangkat yang digunakan dalam evaluasi
guru dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh
guru itu sendiri dan supervisor, penilaian siswa dengan memanfaatkan wali murid
d. Evaluasi oleh guru dan supervisor
Evaluasi guru baik skill mengajar, kepribadian dan
profesionalitas pada awalnya harus dilakukan oleh guru itu sendiri kemudian
evaluasi oleh supervisor dengan menggunakan instrument yang sama. Setelah
masing-masing melakukan evaluasi kemudian mendiskusikan hasil-hasil evaluasinya.
Hasil dari diskusi itu adalah rencana perbaikan pada masa berikutnya yang
pelaksanaannya masing-masing antara guru dan supervisor saling bekerjasama
dalam monitoring
e.
Memanfaatkan siswa dalam evaluasi guru
Dalam mengajar guru harus berorientasi pada siswa.
Dengan demikian siswa harus memiliki persepsi yang positif pada gurunya,
sehingga merasa nyaman dalam mengajar. Dalam memenuhi kebutuhan ini harus ada
manajemen yang menyediakan program penilaian guru oleh siswa dalam
pembelajaran. Caranya adalah dengan memberikan instrumen penilaian agar di isi
oleh siswa. Hal ini akan membantu dalam pengembangan skill mengajarnya dengan
mempertimbangkan sudut pandang siswa.
f. Memanfaatkan orang tua dalam evaluasi guru
Memanfaatkan penilaian orang tua dalam evaluasi guru
dimaksudkan menggali kepedulian orang tua tentang guru anaknya di sekolah.
Apakah sekolah sudah menyediakan guru terbaik bagi anaknya
B.
Teknik-teknik supervisi pendidikan
Usaha untuk membantu meningkatkan dan
mengembangkanpotensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat
dan teknik supervisi.
Umumnya alat dan teknik supervise dapat dibedakan
menjadi dua macam alat/teknik, pertama, teknik yang bersifat
individual,yaitu teknik yang dilaksanakan
untuk seorang guru secara individual, dan kedua, teknik secara
kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.
Teknik yang bersifat individual diantaranya
:
a. perkunjungan kelas yaitu kepala sekolah atau
supervisor datang kekelas untuk meluhat cara guru mengajar di kelas, tujuannya
adalah untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar.
Dengan data itu supervisor dapat berbincang-bincang dengan guru tentang
kesulitan yang dihadapi guru. Pada kesempatan itu guru dapat mengemukakan
pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan-hambatan yang dihadapi serta
meminta bantuan, hal ini berfungsi
sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar guru dan cara
belajar siswa. Perkunjungan ini dapat memberikan kesempatan guru-guru untuk
mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu
pada guru. Karena guru dapat belajar dan memperoleh pengertian secara moral
bagi pertumbuhan kariernya.
b.observasi kelas
Ada dua
jenis yaitu observasi langsung dan tidak langsung. Observasi langsung yaitu
dengan menggunakan alat observasi, supervisor mencatat absen yang dilihat pada
saat guru sedang mengajar. Sedangkan observasi tidak langsung, orang yang
diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana murid murid tidak menghetahuinya
(biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro). Tujuan dari
observasi kelas adalah untuk memperoleh data seobjektif mungkin sehingga bahan
yang diperoleh dapat di gunakan untuk menganalisis kesulitan kesulitan yang
dihadapi guru-guru dalam usaha
memperbaiki hal belajar mengajar, dan bagi guru sendiri data yang dianalilis
akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara mengajar kearah yang lebi baik.
c.Percakapan Pribadi (individual
conference)
yaitu percakapan pribadi antara seorang supervisor
dengan seorang guru. Dalam percakapan itu kedua-duanya berusaha berjumpa dalam
pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-usaha
untuk memecahkan problem yang dihadapi oleh guru. Adam dan Dickey mengatakan
bahwa salah satu alat yang penting dalam supervise adalah individual
conference, sebab seorang supervisor dapat bekerka secara individual dengan
guru dalam memecahkan problema-problema pribadi yang berhubungan dengan jabatan
mengajar misalnya pemilihan dan pemakaian alat-alat pelajaran tentang penentuan
dan penggunaan metode mengajar dan sebagainya. Hal ini bertujuan memperbaiki
kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh seoran guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah, misalnya malas malas membua persiapan, kurang
membaca buku yang terbaru, malas mengoreksi dan mengembalikan kertas ulangan
muroid-murid.
d. saling mengunjungi kelas (intervisitation)
Yang dimaksud dengan intervisitation adalah saling
mengunjungi antara guru yang satu kepada guru yang lain yang sedang mengajar,
hal ini dapat memberi ksempatan mengamati rekan lain yang sedang memberi pelajaran, juga dapat
membantu guru- guru yang ingin memperoleh pengalaman atau keterampilan tntang
teknik atau metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan
tertentu dalam mengajar. Hal ini juga dapat memberikan motivasi yang terarah
terhadap aktifitas mengajar, karena rekan guru mudah belajar dari temannya
sendiri karena keakrabannya.
e. menilai diri sendiri (self evaluation
checklist)
Salah satu tugas tersukar bagi guru-guru ialah melihat
kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur
kemampuan mengajarnya, disamping menilai murid-muridnya, juga penilaian
terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya.
Tipe dari alat ini yang dipergunakan antara lain berupa :
1.
Suatu daftar pandangan/pendapat yang
disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktifitas.
Biasanya disusun dalam bentuk bertanya baik secara tertutup maupun secara
terbuka dan tidak perlu memakai nama
2.
menganalisis tes-tes terhadap unit-unit
kerja.
3.
Mencatat aktifitas murid-murid dalam
suatu catatan(record) baik mereka bekerja perseorangan ataupun kelompok
Berikut ini adalah contoh self evaluation chek list
yang di isi oleh guru sendiri tentang kegiatan-kegiatan guru yang mengajar.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengenai kegiatan yang dilakukan guru selama
berlangsung proes belajar mengajar. Tujuannya adalah agar guru dapat melihat
dirinya sendiri. Apakah ia melaksanakan kegiatan itu atau tidak.
Self Evaluation Check List
No
|
Kegiatan
selama mengajar
|
Ya
|
tidak
|
|
Selama mengajar saya
melaksanakan:
|
|
|
1
|
Mengajukan pertanyaan yang tepat.
|
|
|
2
|
Mengajukan pertanyaan tentang
fakta-fakta.
|
|
|
3
|
Memancing pertanyaan dari murid
|
|
|
4
|
Menjelaskan dan membaca dari buku
|
|
|
5
|
Dan lain lain
|
|
|
Selanjutnya adalah Teknik kelompok
:
Teknik kelompok ialah: supervise yang dilakukan secara kelompok, beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a)
mengadakan pertemuan atau rapat
b)
mengadakan diskusi kelompok
c)
mengadakan penataran-penataran (inservice
training)
C. Peran Supervisor Dalam Membantu Guru Mengevaluasi Diri
Seperti yang sudah dijelaskan di depan
bahwa tugas yang tersukar bagi guru-guru ialah melihat kemampuan diri sendiri
dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya.
Masalah
masalah umum yang sering dihadapi guru dalam tugas mengajar dan
mendidik mencakup
:
- membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum dari
pusat kedalam bahasa belajar-mengajar
- membantu guru-guru dalam meningkatkan program
belajar mengajar termasuk disini merancang program,melaksanakan serta
membantu dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar.
Konsistensi supervisor dalam melakukan self evaluation
berkenaan dengan upaya membantu guru, merupakan hal yang perlu dilakukan.
Program supervisi dikembangkan dengan mengkaji kebutuhan guru yang sebenarnya.
Tujuan pengajaran bukan sekedar rumusan kalimat tetapi dapat menjawab
permasalahan pokok yang terkait dengan konsep ideal yang menjadi tujuan dan
pandangan hidup masyarakat.
Guru terkadang dalam proses pengajaran tidak memiliki
tujuan yang jelas, mengajar berdasarkan buku paket, dan mungkin tujuan hanya
satu domain (kognitif). Dihadapkan pada guru yang demikian, jelas mereka
memerlukan bantuan supervisor dalam memperbaiki kualitas pengajarannya.
Sehingga esensi kegiatan supervisi akan tercapai manakala terjadi peningkatan
kualitas pengajaran yang dilakukan secara kontinu (berkelanjutan).
A. Mengevaluasi Proses Pembelajaran
1.
Apakah siswa kita mengetahui tujuan
setiap pembelajaran dari mata pelajaran yang ia pelajari?
2.
Apakah siswa kita mengetahui
mengapa suatu topik dipelajari dan apa aplikasinya dari setiap topik itu?
3.
Apakah guru telah memberi tahu
siswanya tentang kemampuan apa yang harus mereka miliki setelah
pembelajaran dilakukan?
4.
Apakah guru memberi tahu siswa bagaimana
caranya memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk setiap topik?
5.
Apakah guru memberi tahu siswa sejak awal
tentang tugas-tugas apa yang harus mereka selesaikan selama mengikuti suatu
topik?
6.
Apakah guru sering memberikan stimulus
dan motivasi pada siswa?
7.
Apakah siswa merasa aman untuk bertanya
pada guru?
8.
Apakah guru memperlakukan secara
adil kepada setiap siswanya?
9.
Apakah tugas-tugas yang diberikan kepada
siswa sudah sewajarnya?
10. Apakah guru senantiasa mengajak berpikir rasional berpendapat secara
proporsional dan menyanggah secara logis?
11. Apakah guru selalu menghargai sekecil apapun kinerja siswa?
B. Mengevaluasi Faktor Pendukung
Pembelajaran
- Apakah guru menggunakan material pembelajaran yang
variatif?
- Dapatkah guru mengidentifikasi alat pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajarannya?
- Apakah guru memaksimalkan sarana fisik di sekolah
untuk pembelajaran?
- Apakah guru telah menugaskan siswa mencari sesuatu
dari perpustakaan?
- Apakah guru telah memanfaatkan sumber daya
lingkungan di luar sekolah untuk kegiatan pembelajaran?
C. Mengevaluasi Minat dan Sikap Siswa Belajar
1.
Pernahkah guru menggunakan fasilitas
psikotes bagi para siswanya?
2.
Pernahkah guru mengevaluasi pekerjaan
siswa berkaitan dengan minat dan sikapnya terhadap mata pelajaran yang
dipelajari siswa?
3.
Pernahkah siswa diberikan tes diagnostik
tentang minat dan sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran?
4.
Apakah guru memberikan contoh konkrit
tentang suatu konsep berkaitan dengan minat siswa?
5.
Apakah guru pernah mengobservasi kegiatan
siswa di luar sekolah untuk mengidentifikasi permasalahan belajarnya?
Beberapa pertanyaan di atas adalah
pertanyaan minimal yang dapat
diajukan untuk mengevaluasi diri tentang program, proses, faktor pendukung
suatu pembelajaran yang dilaksanakan seorang guru. Tentu saja,
serangkaian pertanyaan lain yang dipandang perlu dan berkaitan dengan kegiatan
mengevaluasi diri bisa ditambahkan ketika seorang guru melakukan evaluasi diri
.
BAB
III
KESIMPULAN
Demikianlah sekelumit tentang evaluasi diri yang bisa
dikembangkan untuk kebutuhan guru mengajar dan kebutuhan siswa belajar.
Evaluasi diri akan terasa berat bila dalam pembelajaran tidak mulai
dipraktekkan. Seiring dengan era keterbukaan dan transparansi dalam
berbagai sektor, maka sudah sewajarnya setiap pelaku pendidikan dalam
mengakhiri kegiatan pembelajarannya dengan melakukan evaluasi diri.
Salah satu prinsip dalam supervisi adalah memberi
kesempatan kepada supervisor dan
guru-guru untuk mengadakan ‘’self evaluation’. Hal ini dimaksudkan untuk
memupuk kesadaran dari para guru agar mau meningkatkan kualitasnya dalam
menjalankan profesi. Selain itu evaluasi juga dianggap sebagai proses untuk
menetukan kualitas dari sesuatu atau sebuah pekerjaan
Dalam hal ini peran supervisor
sangat penting, mengingat tidak semua guru bersikap professional pada
profesinya. Namun demikian pelaksanaan supervisi harus tetap bijak dan
berpegang pada prinsip-prinsip supervisi.
Konsistensi supervisor dalam melakukan self evaluation
berkenaan dengan upaya membantu guru, merupakan hal yang perlu dilakukan.
Program supervisi dikembangkan dengan mengkaji kebutuhan guru yang sebenarnya
meliputi Mengevaluasi Proses
Pembelajaran, Mengevaluasi Faktor Pendukung Pembelajaran, Mengevaluasi Minat
dan Sikap Siswa Belajar
DAFTAR
PUSTAKA
Oliva, Peter. F. 1984. Supervison for Today’s
School. New York: Longman.
Purwanto,Ngalim. 2008 Administrasi dan supervise
pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sahertian, Piet A. 2000. Supervisi Pendidikan
Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunawan, Ary H.1996 Adminidtrasi Sekolah Adminidtrasi Pendidikan
Mikro. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Veitzal Rivai dan Silviana Murni. 2009. Education
Management. Jakarta : Rajawali Press
Lihat Veithzal Rivai dan Sylviana Murni hal. 818.
Lihat
http://rbaryans.wordpress.com/2010/12/29mengevaluasi-efektifitas-pembelajaran-melalui-evaluasi-diri