NUWUN SEWU

Foto saya
banyuwangi, jawa timur, Indonesia
Kena cepet ning aja ndhisiki, kena pinter ning aja ngguroni,kena takon ning aja ngrusuhi

Rabu, 29 Februari 2012

PERAN SUPERVISOR DALAM MENGEVALUASI GURU


by: Manshur Musthofa
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Setiap manusia adalah unik maka tidak ada kondisi yang sama antara guru yang satu dengan guru yang lainnya. Kondisi tersebut diantaranya kemampuan umum, watak, bakat, dan kepribradian.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Karena pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  serta mobilitas masyarakat. Itulah sebabnya ulasan  mengenai perlunya supervisi pendidikan itu bertolak dari keyakinan dasar bahwa guru adalah profesi.
Pada saat yang sama terdapat kesadaran diantara para guru, administrator dan supervisor bahwa evaluasi kinerja dibidang apapun adalah sulit. Subyek sensitive terhadap kesalahan kotor dan misjudgment. Tidak ada aspek pengajaran dapat lebih mengancam untuk guru dari pada evaluasi kinerja mereka. Tidak ada aspek administrasi yang lebih menyakitkan bagi seorang administrator yang cermat yaitu mengevaluasi guru. Administrator yang menegaskan bahwa mengevaluasi kinerja guru mudah, tidak mengancam dan rutinitas serius meremehkan kompleksitas dan dampak dari penilaian guru. Administrator dan bukti bukti sikap ini  merupakan salah satu yang telah lupa reaksinya  untuk evaluasi sebagai guru dan siapa yang tidak dikenakan sistematis, evaluasi formal sebagai administrator.
Sementara guru perlu untuk mengembangkan sikap menerima evaluasi sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan profesi. System sekolah harus menemukan cara-cara untuk mengevaluasi guru yang layak, adil, manusiawi, dan seobjektif mungkin.
  1. Rumusan Masalah
Agar makalah ini dapat fokus dan tidak melenceng dari tema, maka perlu rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
    1. Bagaimana peran supervisor dalam membantu guru mengevaluasi diri?
    2. Bagaimana Teknik supervisor dalam membantu guru mengevaluasi diri?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pembinaan guru adalah hal yang tak terelakkan lagi, sebab guru adalah ‘dalang’ yang menjadi titik tumpu keberhasilan dalam mengantarkan peserta didik menuju kesuksesan dalam belajar. Perlu disadari bahwa guru merupakan sebuah profesi dan oleh karenanya harus terus berkembang kearah yang lebih positif dan lebih baik. Disinilah supervisi dianggap penting untuk dilakukan[1]
      Salah satu prinsip dalam supervisi adalah memberi kesempatan kepada supervisor  dan guru-guru untuk mengadakan ‘’self evaluation’. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk kesadaran dari para guru agar mau meningkatkan kualitasnya dalam menjalankan profesi. Selain itu evaluasi juga dianggap sebagai proses untuk menetukan kualitas dari sesuatu atau sebuah pekerjaan[2]
      Dalam hal ini peran supervisor sangat penting, mengingat tidak semua guru bersikap professional pada profesinya. Namun demikian pelaksanaan supervisi harus tetap bijak dan berpegang pada prinsip-prinsip supervisi.
      Tulisan ini mencoba menampilkan ulang konsep yang ditawarkan oleh Peter F oliva tentang peran supervisor dalam membantu  guru untuk melakukan evaluasi pada dirinya. Dan agar dapat diambil nilai manfaat yang lebih berfungsi dicoba untuk dielaborasi  dengan konsep-konsep dari buku lain sehhingga menghasilkan konklusi yang mudah diterapkan dalam konteks kekinian dan keindonesiaan.
      Ringkasan Konsep
Seorang guru sebagai ujung tombak pengajaran selalu berhadapan dengan berbagai hal dimana dia tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah keseluruhannya tanpa mendapatkan bantuan dari pihak lain khususnya kepala sekolah/supervisor. Guru selalu berhadapan dengan sesuatu yang selalu berbeda dan berubah, seperti kondisi siswa, kurikulum, tuntutan orang tua/masyarakat, kebutuhan hidupnya dan lain-lain. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh pengawas/supervisor akan menambahkan semangat dan motivasi kerja guru dengan cara memperbaiki segala jenis dan bentuk kekurangannya dalam proses belajar mengajar.[3]
Guru kadang-kadang harus merasa bahwa mereka adalah yang paling professional ditempat kerja dan ditempat tinggal mereka dan harus menghindari perilaku yang dianggap merugikan. Karena kinerja mereka selalu diperhatikan dan dinilai oleh siswa, guru-guru lain, pimpinan serta masyarakat umum. Untuk itu seorang guru harus mau dievaluasi kinerjanya agar profesionalisme  seorang guru dapat terjaga  untuk memperbaiki diri.
Evaluasi guru terdiri dari dua komponen. Pertama, evaluasi sumatif yaitu penilaian tahunan yang dilakukan oleh pimpinan. Hal ini tidak hanya untuk perbaikan mutu pembelajaran, tetapi juga pada layanan prima (misalnya keputusan, masa jabatan, jenjang karir dan honorarium) kedua, evaluasi formatif, yaitu penilaian yang dilakukan oleh supervisor secara berkesinambungan untuk mengetahui administrasi mengamati kelas dan melakukan komunikasi dengan guru yang bertujuan membantu mereka meningkatkan hasil pembelajaran.
Selain itu seorang guru harus dapat mengevaluasi dengan buku, dimana guru mengevaluasi diri mereka sendiri dengan sarana yang disediakan supervisor sehingga dapat membantu pelaksanaan system sekolah.
  1. kompetensi yang dievaluasi
Dalam evaluasi guru harus membuat kriteria system penilaian terlebih dahulu, kriteria penilaian terhadap kompetensi yang akan dibuat terdiri dari (1) instrumen keterampilan mengajar, (2) kepribadian dan (3) profesionalisme. Dengan menggunakan instrumen penilaian barulah dilakukan penilaian sesuai langkah-langkah yang telah dibuat. Dalam membuat rincian  penilaian seorang supervisor harus memasukkan rencana pengajaran, bahan-bahan kelas dan prosedur yang tepat; begitu juga evaluasi sikap-kepribaadian dan profesionalisme;walau terstandar secara sederhana. Ketika administrator dan supervisor memulai proses identifikasi kompetensi guru, prinsip, metode dan pengembangan, rencana evaluasi sejak awal adalah cara terbaik untuk menjaga komitmen guru guna proses evaluasi
a.      Evaluasi Keterampilan Mengajar
Untuk mengevaluasi keterampilan mengajar seorang supervisor dapat memasuki kelas guru tanpa pembicaraan dan tak terduga, duduk dibelakang ruangan, mengamati kinerja guru, membuat catatan mengajar sementara, menulis ringkasan dan menyerahkan kepada guru. Selain itu seorang pengawas dapat memberikan pelatihan kepada guru sehingga dapat membantu guru mengevaluasi kinerja mereka sendiri. Dalam menguji kompetensi guru supervisor dapat mengikuti pendekatan yang terdiri dari tiga tahap:
1)      pemeriksaan kinerja guru secara umum
2)      pemerikasaan kinerja guru didalam dan di luar kelas
3)      pemeriksaan performan guru itu sendiri
Dari ketiga pendapat ini dapat menghasilkan dua analisis yaitu:
1) analis eksternal yaitu menilai pembelajaran secara umum diluar kegiatan guru
2) analisis internal yaitu analis yang berfokus pada tindakan guru sendiri.
Tujuan dari kedua analisis tersebut adalah memberikan waktu bagi guru dan pengawas untuk membantu pola fikir positif terhadap evaluasi diri sendiri,dan mengembangkan rasa percaya diri.
Dalam melakukan evaluasi dapat menggunakan beberapa teknik; misalnya model yang diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang diterapkan oleh guru dalam mengajar untuk merancang  bahan ajar bagi sinergi berbagai sumber belajar dalam aspek ini akan menitik beratkan  pada peran guru dalam pembelajaran.
Selanjutnya dapat dengan melihat skenario pembelajaran  (protocol materials). Dalam hal ini dapat diamati bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Yang ingin dinilai adalah kepekaan guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemampuan dalam memankfaatkan situasi dan kemampuan dalam mengontrol.
Alternatif lain adalah dengan memberikan petunjuk pelaksanaan dalam mengajar. Dalam menerapkan teknik ini supervisor pada ahirnya dapat mengevaluasi kinerja guru apakah sesuai dengan yang di targetkan apa belum, baik dari segi pelaksanaannya ataupun hasil.
Selain itu dapat juga dengan pendekatan laboratorium. Maksudnya adalah dengan menghadirkan sekelompok siswa kemudian guru yang akan diberi supervise diminta untuk demonstrasi mengajar. Dalam kegiatan evaluasi semacam ini apa yang tampak pada guru sebagai kekurangan dalam mengajar diberitahukan dan agar selanjutnya diperbaiki.
Dalam evaluasi kemampuan mengajar guru dapat juga dengan pendekatan observasi. Cara ini dilakukan dengan membuat instrumen observasi yang berupa seperangkat kriteria untuk guru, siswa atau kedua-duanya.
      b. Evaluasi Kepribadian Dan Profesionalisme
Dalam evaluasi guru terkait dengan kepribadian dan profesionalisme ternyata ada masalah tersendiri yang harus diselesaikan oleh supervisor, yaitu standart mana yang harus digunakan. Kriteria dan indikator sikap dan profesionalitas masih sangat terbatas. Belum lagi kalau ada perbedaan antara guru dan supervisor. Oleh karenanya supervisor harus menentukan dan membuat kesepakatan atau seolah-olah kesepakatan dengan guru; tentunya dengan cara yang bijak dan efektif.
      c. Penggunaan perangkat evaluasi
Perangkat- perangkat yang digunakan dalam evaluasi guru dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh guru itu sendiri dan supervisor, penilaian siswa dengan memanfaatkan wali murid
      d. Evaluasi oleh guru dan supervisor
Evaluasi guru baik skill mengajar, kepribadian dan profesionalitas pada awalnya harus dilakukan oleh guru itu sendiri kemudian evaluasi oleh supervisor dengan menggunakan instrument yang sama. Setelah masing-masing melakukan evaluasi kemudian mendiskusikan hasil-hasil evaluasinya. Hasil dari diskusi itu adalah rencana perbaikan pada masa berikutnya yang pelaksanaannya masing-masing antara guru dan supervisor saling bekerjasama dalam monitoring
     e. Memanfaatkan siswa dalam evaluasi guru
Dalam mengajar guru harus berorientasi pada siswa. Dengan demikian siswa harus memiliki persepsi yang positif pada gurunya, sehingga merasa nyaman dalam mengajar. Dalam memenuhi kebutuhan ini harus ada manajemen yang menyediakan program penilaian guru oleh siswa dalam pembelajaran. Caranya adalah dengan memberikan instrumen penilaian agar di isi oleh siswa. Hal ini akan membantu dalam pengembangan skill mengajarnya dengan mempertimbangkan sudut pandang siswa.
f. Memanfaatkan orang tua dalam evaluasi guru
Memanfaatkan penilaian orang tua dalam evaluasi guru dimaksudkan menggali kepedulian orang tua tentang guru anaknya di sekolah. Apakah sekolah sudah menyediakan guru terbaik bagi anaknya
B. Teknik-teknik supervisi pendidikan
Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkanpotensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi.     
Umumnya alat dan teknik supervise dapat dibedakan menjadi dua macam alat/teknik, pertama, teknik yang bersifat individual,yaitu teknik yang dilaksanakan  untuk seorang guru secara individual, dan kedua, teknik secara kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.
Teknik yang bersifat individual diantaranya[4]:
a. perkunjungan kelas yaitu kepala sekolah atau supervisor datang kekelas untuk meluhat cara guru mengajar di kelas, tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data itu supervisor dapat berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan yang dihadapi guru. Pada kesempatan itu guru dapat mengemukakan pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan-hambatan yang dihadapi serta meminta bantuan,  hal ini berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar guru dan cara belajar siswa. Perkunjungan ini dapat memberikan kesempatan guru-guru untuk mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu pada guru. Karena guru dapat belajar dan memperoleh pengertian secara moral bagi pertumbuhan kariernya.
      b.observasi kelas
      Ada dua jenis yaitu observasi langsung dan tidak langsung. Observasi langsung yaitu dengan menggunakan alat observasi, supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat guru sedang mengajar. Sedangkan observasi tidak langsung, orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana murid murid tidak menghetahuinya (biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro). Tujuan dari observasi kelas adalah untuk memperoleh data seobjektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat di gunakan untuk menganalisis kesulitan kesulitan yang dihadapi  guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar, dan bagi guru sendiri data yang dianalilis akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara mengajar kearah yang lebi baik.
     c.Percakapan Pribadi (individual conference)
yaitu percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru. Dalam percakapan itu kedua-duanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan problem yang dihadapi oleh guru. Adam dan Dickey mengatakan bahwa salah satu alat yang penting dalam supervise adalah individual conference, sebab seorang supervisor dapat bekerka secara individual dengan guru dalam memecahkan problema-problema pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar misalnya pemilihan dan pemakaian alat-alat pelajaran tentang penentuan dan penggunaan metode mengajar dan sebagainya. Hal ini bertujuan memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh seoran guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, misalnya malas malas membua persiapan, kurang membaca buku yang terbaru, malas mengoreksi dan mengembalikan kertas ulangan muroid-murid.
   d. saling mengunjungi kelas (intervisitation)
Yang dimaksud dengan intervisitation adalah saling mengunjungi antara guru yang satu kepada guru yang lain yang sedang mengajar, hal ini dapat memberi ksempatan mengamati rekan lain  yang sedang memberi pelajaran, juga dapat membantu guru- guru yang ingin memperoleh pengalaman atau keterampilan tntang teknik atau metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan tertentu dalam mengajar. Hal ini juga dapat memberikan motivasi yang terarah terhadap aktifitas mengajar, karena rekan guru mudah belajar dari temannya sendiri karena keakrabannya.
   e. menilai diri sendiri (self evaluation checklist)
Salah satu tugas tersukar bagi guru-guru ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, disamping menilai murid-muridnya, juga penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya. Tipe dari alat ini yang dipergunakan antara lain berupa :
1.            Suatu daftar pandangan/pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktifitas. Biasanya disusun dalam bentuk bertanya baik secara tertutup maupun secara terbuka dan tidak perlu memakai nama
2.            menganalisis tes-tes terhadap unit-unit kerja.
3.            Mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan(record) baik mereka bekerja perseorangan ataupun kelompok
Berikut ini adalah contoh self evaluation chek list yang di isi oleh guru sendiri tentang kegiatan-kegiatan guru yang mengajar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengenai kegiatan yang dilakukan guru selama berlangsung proes belajar mengajar. Tujuannya adalah agar guru dapat melihat dirinya sendiri. Apakah ia melaksanakan kegiatan itu atau tidak.
Self Evaluation Check List
No
Kegiatan selama mengajar
Ya
tidak

Selama mengajar saya melaksanakan:


1
Mengajukan pertanyaan yang tepat.


2
Mengajukan pertanyaan tentang fakta-fakta.


3
Memancing pertanyaan dari murid


4
Menjelaskan dan membaca dari buku


5
Dan lain lain



Selanjutnya adalah Teknik kelompok[5]:
Teknik kelompok ialah: supervise yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a)      mengadakan pertemuan atau rapat
b)      mengadakan diskusi kelompok
c)      mengadakan penataran-penataran (inservice training) 
C. Peran Supervisor Dalam Membantu Guru Mengevaluasi Diri
            Seperti yang sudah dijelaskan di depan bahwa tugas yang tersukar bagi guru-guru ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya.
      Masalah masalah umum yang sering dihadapi guru dalam tugas mengajar dan  mendidik mencakup[6]:
  1. membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum dari pusat kedalam bahasa belajar-mengajar
  2. membantu guru-guru dalam meningkatkan program belajar mengajar termasuk disini merancang program,melaksanakan serta membantu dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar.
Konsistensi supervisor dalam melakukan self evaluation berkenaan dengan upaya membantu guru, merupakan hal yang perlu dilakukan. Program supervisi dikembangkan dengan mengkaji kebutuhan guru yang sebenarnya. Tujuan pengajaran bukan sekedar rumusan kalimat tetapi dapat menjawab permasalahan pokok yang terkait dengan konsep ideal yang menjadi tujuan dan pandangan hidup masyarakat.
Guru terkadang dalam proses pengajaran tidak memiliki tujuan yang jelas, mengajar berdasarkan buku paket, dan mungkin tujuan hanya satu domain (kognitif). Dihadapkan pada guru yang demikian, jelas mereka memerlukan bantuan supervisor dalam memperbaiki kualitas pengajarannya. Sehingga esensi kegiatan supervisi akan tercapai manakala terjadi peningkatan kualitas pengajaran yang dilakukan secara kontinu (berkelanjutan).
   A. Mengevaluasi Proses Pembelajaran
1.      Apakah siswa kita mengetahui tujuan setiap pembelajaran dari mata pelajaran yang ia pelajari?
2.      Apakah siswa kita mengetahui  mengapa suatu topik dipelajari dan apa aplikasinya dari setiap topik itu?
3.      Apakah guru telah memberi tahu siswanya  tentang kemampuan apa yang harus mereka miliki  setelah pembelajaran dilakukan?
4.      Apakah guru memberi tahu siswa bagaimana caranya memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk setiap topik?
5.      Apakah guru memberi tahu siswa sejak awal tentang tugas-tugas apa yang harus mereka selesaikan selama mengikuti suatu topik?
6.      Apakah guru sering memberikan stimulus dan motivasi pada siswa?
7.      Apakah siswa merasa aman untuk bertanya pada guru?
8.        Apakah guru memperlakukan secara adil kepada setiap siswanya?
9.      Apakah tugas-tugas yang diberikan kepada siswa sudah sewajarnya?
10.  Apakah guru senantiasa mengajak berpikir rasional berpendapat secara proporsional dan menyanggah secara logis?
11.  Apakah guru selalu menghargai sekecil apapun kinerja siswa?

     B. Mengevaluasi Faktor Pendukung Pembelajaran
  1. Apakah guru menggunakan material pembelajaran yang variatif?
  2. Dapatkah guru mengidentifikasi alat pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajarannya?
  3. Apakah guru memaksimalkan sarana fisik di sekolah untuk pembelajaran?
  4. Apakah guru telah menugaskan siswa mencari sesuatu dari perpustakaan?
  5. Apakah guru telah memanfaatkan sumber daya lingkungan di luar sekolah untuk kegiatan pembelajaran?
C. Mengevaluasi Minat dan Sikap Siswa Belajar
1.      Pernahkah guru menggunakan fasilitas psikotes bagi para siswanya?
2.      Pernahkah guru mengevaluasi pekerjaan siswa  berkaitan dengan minat dan sikapnya terhadap mata pelajaran yang dipelajari siswa?
3.      Pernahkah siswa diberikan tes diagnostik tentang minat dan sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran?
4.      Apakah guru memberikan contoh konkrit tentang suatu konsep berkaitan dengan minat siswa?
5.      Apakah guru pernah mengobservasi kegiatan siswa di luar sekolah untuk mengidentifikasi  permasalahan belajarnya?
Beberapa pertanyaan di atas adalah pertanyaan minimal yang dapat diajukan untuk mengevaluasi diri tentang program, proses, faktor pendukung suatu pembelajaran yang dilaksanakan seorang guru.   Tentu saja, serangkaian pertanyaan lain yang dipandang perlu dan berkaitan dengan kegiatan mengevaluasi diri bisa ditambahkan ketika seorang guru melakukan evaluasi diri[7].







BAB III
KESIMPULAN

Demikianlah sekelumit tentang evaluasi diri yang bisa dikembangkan untuk kebutuhan guru mengajar dan kebutuhan siswa belajar.  Evaluasi diri akan terasa berat bila dalam pembelajaran tidak mulai dipraktekkan.  Seiring dengan era keterbukaan dan transparansi dalam berbagai sektor, maka sudah sewajarnya setiap pelaku pendidikan dalam mengakhiri kegiatan pembelajarannya dengan melakukan evaluasi diri.
Salah satu prinsip dalam supervisi adalah memberi kesempatan kepada supervisor  dan guru-guru untuk mengadakan ‘’self evaluation’. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk kesadaran dari para guru agar mau meningkatkan kualitasnya dalam menjalankan profesi. Selain itu evaluasi juga dianggap sebagai proses untuk menetukan kualitas dari sesuatu atau sebuah pekerjaan
      Dalam hal ini peran supervisor sangat penting, mengingat tidak semua guru bersikap professional pada profesinya. Namun demikian pelaksanaan supervisi harus tetap bijak dan berpegang pada prinsip-prinsip supervisi.
Konsistensi supervisor dalam melakukan self evaluation berkenaan dengan upaya membantu guru, merupakan hal yang perlu dilakukan. Program supervisi dikembangkan dengan mengkaji kebutuhan guru yang sebenarnya meliputi Mengevaluasi Proses Pembelajaran, Mengevaluasi Faktor Pendukung Pembelajaran, Mengevaluasi Minat dan Sikap Siswa Belajar












DAFTAR PUSTAKA

Oliva, Peter. F. 1984. Supervison for Today’s School. New York: Longman.
Purwanto,Ngalim. 2008 Administrasi dan supervise pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sahertian, Piet A. 2000. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunawan, Ary H.1996  Adminidtrasi Sekolah Adminidtrasi Pendidikan Mikro. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Veitzal Rivai dan Silviana Murni. 2009. Education Management. Jakarta : Rajawali Press


[1] Lihat sahertian, piet A 2009 konsep dasar & teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan SDM :hlm 1
[2] Lihat Nurkancana, wayan dan sumartana (2000) evaluasi pendidikan hlm 1 dan bandingkan dengan Arikunto, Suharsimi (1996) dasar dasar evaluasi pendidikan, hlm 2
[3]  Lihat Veithzal Rivai dan Sylviana Murni hal. 818.

[4] Lihat sahertian, piet A 2009 konsep dasar & teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan SDM :hlm 52
[5] Lihat purwanto.ngalim 2008 administrasi dan supervise pendidikan :hlm 122
[6] Lihat sahertian, piet A. 2000, konsep dasar dan teknik supervise pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia hal 130
[7]Lihat  http://rbaryans.wordpress.com/2010/12/29mengevaluasi-efektifitas-pembelajaran-melalui-evaluasi-diri

1 komentar:

  1. punya buku Nurkancana, wayan dan sumartana di dalam nya ada yang menjelaskan tentang aktivitas belajar tidak?

    BalasHapus